Gelar S2 dan S3

BAGIAN SATU: SINGKATAN

[CERITA 1] == Gelar S2 dan S3 ==

Maraknya dakwah di kota-kota besar sangat mengharukan hati. Di kampus-kampus umum, sekolah dan masjid-masjid perumahan sering diadakan kegiatan-kegiatan dakwah yang beraneka ragam. Dari mulai ceramah biasa, diskusi remaja, pemutaran film, bedah buku, bazaar sampai ke tabligh akbar, semuanya semakin menambah marak kesejukan suasana Ibukota yang sudah penuh sesak. Semua ini kemudian diikuti dengan bertambahnya kebutuhan akan juru dakwah. Tapi kita tidak perlu khawatir, karena banyak sekali aktivis dakwah kita yang masih muda, baru S-1 ataupun masih kuliah yang sudah mendapat gelar Phd dan MBA. Dan ini banyak kita temukan di kampus-kampus. Gelar Phd ini disematkan bagi mereka yang benar-benar Pakar Halaqoh dan Dauroh, sedangkan MBA untuk Murobby Banyak Akal ! Ini di bidang dakwah, kadang ada juga istilah lain yang dipakai untuk menyindir sampai dimana proses seorang ikhwan, seperti MBA dari Murobby Belum Acc , dan MBM dari Murobby Baru Mencarikan, atau kalau sudah selesai prosesnya bisa disebut MBM juga, yaitu Married By Murobby.!

Ada juga gelar yang sudah cukup masyhur di kalangan aktivis dakwah yang di peruntukkan bagi lulusan Timur Tengah ataupun LIPIA, yaitu Lc. Tapi gelar Lc ini ternyata sekarang banyak dipakai oleh para aktivis muda kita, tapi yang ini berarti Langsung Ceramah.Dan kabarnya pula Xanana Gusmao, Presiden Timor Lorosae juga punya gelar Lc juga, yaitu Lulusan Cipinang.

1/13/2012 | Posted in , , | Read More »

PKS SIAP MENANGKAN PEMILUKDA PALEMBANG 2013


SUMEKS.CO.ID-Pemilukada Palembang memang masih satu tahun lagi. namun PKS sebagai salah satu kekuatan sosial politik telah mempersiapkan diri sejak dini. ini dilakukan karena sesuai amanat Musyawarah daerah (musda) II, PKS Palembang diminta untuk berpartisipasi aktif dalam hajatan lima tahun masyarakat Palembang ini dengan memajukan kader terbaiknya sebagai salah satu calon walikota/wakil walikota.


Dalam rangka itulah, DPD PKS Palembang melaksanakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara berturut-turut, yaitu: (1) Rapat koordinasi antara DPD PKS palembang dengan seluruh DPC PKS Se-Palembang (2) Launching program Pos Wanita Keadilan peduli ummat (3) rapat koordinasi antara DPD PKS Palembang dengan anggota F-PKS DPRD Palembang (4) rapat koordinasi dengan para ketua group pembinaan kader bersama ust.Abu Faqih Lc dari bandung (5) studi banding DPD dan DPC PKS Palembang ke PKS Lampung dan DPD PKS Depok dan Walikota Depok, Dr Ir Nur Mahmudi Ismail MSc.

Beberapa kegiatan tersebut wujud konsolidasi serta koordinasi internal PKS Palembang untuk mengoptimalkan seluruh potensinya dan menghidupkan mesin-mesin struktur dan kadernya. Diharapkan dengan kekuatan lima ANggota DPRD Kota Palembang, Struktur DPC dan DPRa yang tersebar di 16 kecamatan dan 107 Kelurahan, Struktur Pos Wanita Keadilan disetiap Kecamatan, Jumlah Kader Militan sebanyak 5.754 orang ditambah ilmu yang didapat dari studi banding ke Lampung dan Depok menjadi Modal dasar PKS menghadapi Pemilukada Palembang 2013.

Untuk itu, PKS Mohon do'a restu dari seluruh warga Palembang agar bisa membawa Kota Palembang menjadi lebih baik sebagai Pelayan Masyarakatnya dalam Pemilukada Palembang 2013.

1/13/2012 | Posted in , , | Read More »

Pengorbanan

Seseorang disebut pahlawan karena timbangan kebaikannya jauh mengalahkan timbangan keburukannya, karena kekuatannya mengalahkan sisi kelemahannya. Jika engkau mencoba menghitung kesalahan dan kelebihannya, niscaya engkau menemui kesalahan dan kelemahannya itu "tertelan" tertelan oleh kebaikan dan kekuatnnya.

Akan tetapi, kebaikan dan kekuatan itu bukanlah untuk dirinya sendiri, melainkan merupakan rangkaian amal yang menjadi jasanya bagi kehidupan masyarakat manusia. Itulah sebabnya tidak semua orang baik dan kuat menjadi pahlawan yang dikenang dalam ingatan kolektif masyarakat atau apa yang kita sebut sejarah. Hanya apabila kebaikan dan kekuatan menjelma jadi matahari yang menerangi kehidupan, atau purnama yang merubah malam jadi indah, atau mata air yang menghilangkan dahaga.

Nilai sosial setiap kita terletak pada apa yang kita berikan kepada masyarakat, atau pada kadar manfaat yang dirasakan masyarakat dari keseluruhan performance kepribadian kita. Maka, Rasulullah saw berkata, "Sebak-baik manusia adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain."

Demikianlah, kita menobatkan seseorang menjadi pahlawan karena ada begitu banyak hal yang telah ia berikan kepada masyarakat. Maka, takdir seorang pahlawan adalah bahwa ia tidak pernah hidup dan berpikir dalam lingkup dirinya sendiri. Ia telah melampaui batas-batas kebutuhan psikologis dan biologisnya. Batas-batas kebutuhan itu bahkan telah hilang dan lebur dalam batas kebutuhan kolektif masyarakatnya dimana segenap pikiran dan jiwanya tercurahkan.

Dalam makna inilah pengorbanan menemukan dirinya sebagai kata kunci kepahlawanan seseorang. Di sini ia betemu dengan pertanggungjawaban, keberanian, dan kesabaran. Tiga hal terakhir ini adalah wadah-wadah kepribadian yang hanya akan menemukan makna dan fungsi kepahlawanannya apabila ada pengorbanan yang mengisi dan menggerakkannya. Pengorbananlah yang memberi arti dan fungsi kepahlawanan bagi sifat-sifat pertanggungjawaban, keberanian dan kesabaran.

Maka, keempat makna dan sifat ini: rasa tanggungjawab keagamaan, semangat pengorbanan, keberanian jiwa, dan kesabaran, adalah rangkaian dasar yang seluruhnya terkandung dalam ayat-ayat jihad. Dorongannya adalah tanggung jawab keagamaan (semacam semangat penyebaran dan pembelaan). Hakikat dan tabiatnya adalah pengorbanan. Perisainya keberanian jiwa. Namun, nafas panjangnya adalah kesabaran.

Maka, benarlah apa yang dikatakan Sayyid Qutb, "Orang yang hidup bagi dirinya sendiri akan hidup sebagai orang kerdil dan mati sebagai orang kerdil. Akan tetapi, orang yang hidup bagi orang lain akan hidup sebagai orang besar dan mati sebagai orang besar."

Kaidah itu tidak saja berlaku bagi kehidupan individu, tetapi juga merupakan kaidah universal yang berlaku bagi komunitas manusia. Syaikh Arselan, pemikir Muslim asal Syiria, yang menulis buku Mengapa Kaum Muslimin Mundur dan Orang Barat Maju menjelaskan jawabannya dalam kalimat yang sederhana, "karena," kata Syaikh Arselan. "orang-orang barat lebih banyak berkorban daripada kaum Muslimin. Mereka memberi lebih banyak demi agama mereka ketimbang apa yang diberikan kaum Muslimin bagi agamanya".

Sekarang, mengertilah kita. Dan ketika ada pertanyaan, "Apakah yang dibutuhkan untuk menegakkan agama ini dalam realitas kehidupan?" Maka jawabnya adalah hadirnya para pahlawan sejati yang tidak lagi hidup bagi dirinya sendiri, tetapi hidup bagi orang lain dan agamanya, serta mau mengorbankan semua yang ia miliki bagi agamanya.

Anis Matta

1/09/2012 | Posted in , , | Read More »

Anis Matta Minta DPR Dukung Esemka Jadi Mobil Nasional

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Ketua DPR RI Anis Matta mengusulkan agar DPR RI mendukung mobil produksi pelajar SMK Negeri di Solo Jawa Tengah menjadi program mobil nasional (Mobnas).

"Kita perlu mengapresiasi karya anak bangsa dari SMK Negeri di Solo. Mereka telah membuktikan mampu membuat mobil yang diberi nama Kiat Esemka," kata Anis Matta di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu.

Menurut Anis Matta, Komisi terkait di DPR RI agar melakukan kunjungan kerja ke Solo guna mempelajari kemungkinan karya para pelajar SMK Negeri di Solo tersebut menjadi program mobil nasional.

Komisi terkait di DPR RI, kata dia, perlu mempelajari lebih dalam soal kemungkinan karya tersebut masuk dalam industri otomotif dan menjadi program mobil nasional.

"Bagaimana dukungan pemerintah dan swasta untuk menjadikan karya anak bangsa tersebut sebagai proyek nasional," katanya.

Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menjelaskan, karya para pelajar SMK Negeri 2 Solo, Jawa Tengah itu, sudah disurvei oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Namun produksi mobil Kiat Esemka tersebut, kata dia, baru beberapa unit saja sehingga belum masuk skala industri.

"DPR RI perlu mempelajari lebih dalam karya produksi mobil Kiat Esemka ini bisa masuk dalam skala industri," katanya.

Menurut dia, mobil Kiat Esemka yang harganya kurang dari Rp100 juta itu akan diminati oleh rakyat yang penghasilannya terbatas.

Masyarakat, kata dia, sudah lama merindukan adanya mobil nasional yang harganya terjangkau. "Mobil Esemka ini akan sangat membantu kebutuhan rumah tangga," katanya.

Anis mengusulkan, produksi mobil Kiat Esemka masuk dalam skala industri agar harga jualnya bisa ditekan lebih rendah sehingga bisa dijangkau lebih banyak masyarakat.

Ia menyayangkan, jika karya pelar SMK Negeri di Solo ini hanya sebatas uji coba dan tidak diproduksi dalam skala industri.

Anis juga mencontohkan, PT Dirgantara `Indonesia pernah membuat mobil tapi baru sebatas uji coba dan tidak ada lanjutannya.

"Ada juga perusahaan swasta yang pernah memproduksi mobil Timor sebagai mobil nasional, tapi kemudian gagal," katanya.

Menurut dia, semua produksi anak bangsa yang bisa masuk skala industri perlu mendapat dukungan, bukan sekadar diapresiasi.

Hasil karya anak bangsa yang telah masuk dalam skala industri, kata dia, harus masuk pasar dan bersaing bebas. "Hal ini perlu dukungan politik yang besar dari pemerintah," kata Anis.

1/09/2012 | Posted in , , | Read More »

PKS Sebut Kepalsuan Pemberantasan Korupsi Runtuhkan Citra SBY

detik.com-Sekjen DPP PKS Anis Matta menilai turunnya kepercayaan publik terhadap kinerja pemerintah SBY di bidang pemberantasan korupsi bukan tanpa alasan. Anis melihat banyak kepalsuan dalam segala hal yang terus menurunkan kepercayaan masyarakat.

"Musuh kita adalah kepalsuan, kepalsuan dalam segala hal. Menegakkan hukum tidak punya niat yang serius, menciptakan keamanan dan ketertiban tidak serius. Musuh kita adalah diri sendiri menjadi kinerja tidak bagus," terang Anis.

Hal ini disampaikan Anis kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (9/1/2012).

Karena itu, Anis mengimbau pemerintah untuk lebih jujur dan objektif dalam segala hal. " Kita harus melawan kepalsuan yang bersikap palsu dalam segala hal. Semua harus jujur," tandas wakil ketua DPR itu.

Kepercayaan publik terhadap kinerja pemerintah dalam pemberantasan korupsi di Indonesia terus merosot. Per Desember 2011, kepercayaan publik menurun menjadi 44 persen dari bulan yang sama tahun sebelumnya yang 52 persen dan Desember 2008 yang pernah tercacat 77 persen.

Demikian hasil survei nasional Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dirilis di kantornya, Jl Lembang Terusan, Menteng, Jakpus, Minggu (8/1/2012). Survei dilakukan pada 8-17 Desember 2011 dengan 1220 sample responden usia pemilih, yang dipilih secara multistage random sampling. Diperkirakan margin error +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

(van/did)

1/09/2012 | Posted in , , | Read More »

PKS Tunggu Gebrakan KPK Ungkap Ketua Besar

INILAH.COM, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berharap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menelusuri dan memanggil Ketua Besar yang disebut-sebut terlibat dalam kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games, Jakabaring, Palembang.

Hal tersebut disampaikan oleh Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Al Habsyi, kepada INILAH.COM, Minggu (8/1/2012). Dia berharap KPK tidak diam saja seperti saat ini, walaupun menurutnya, diamnya KPK saat ini diharapkan akan membuat gebrakan baru.

"Saya berharap, dari diamnya Abraham cs muncul kejutan-kejutan yang menggembirakan publik, misalkan pemanggilan bos besar dan ketua besar atau pemanggilan para menteri yang kementeriannya sedang bermasalah," ungkapnya.

Dia berharap waktu tiga pekan yang sudah berjalan telah dimanfaatkan dengan baik oleh Abraham cs. "Mereka harus sadar bahwa masyarakat menanti keberanian KPK, rakyat rindu dengan profil penegak hukum yang trengginas."

Menurutnya, bila sekarang Abraham tidak terlalu banyak ekspose di media, hal itu tentu bisa dipahami sebab KPK sebelumnya banyak menuai kritik akibat terlalu banyak ekspose atau mengeluarkan pernyataan ke publik.

Sikap seperti itu, tambah Aboe Bakar lebih kongkrit daripada hanya membuat ekspose di media tanpa ada sebua tindakan dan aksi yang nyata. "Dari puluhan kasus bernilai trilyunan rupiah yang diekspose, rakyat belum melihat upaya penuntasan dari kasus-kasus yang dimaksud," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, terdakwa kasus korupsi pembangunan wisma atlet di Jakabaring, Palembang, Nazaruddin sebelum sidang membenarkan jika ketua besar yang disebut-sebut dalam BAP Mindo Rosalina Manulang (Rosa), terpidana dalam kasus serupa adalah mengarah ke Ketua Banggar DPR RI. Namun dia menolak menyebut nama Ketua Banggar yang dimaksud. “Itu Rosa dan Angie (Angelina Sondakh) yang lebih tahu,” singkatnya. [mvi]

1/08/2012 | Posted in , , | Read More »

Rumah Aspirasi HNW di Solo Penyambung Lidah Rakyat

Anggota Komisi I dan Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Hidayat Nur Wahid menjamin, rakyat hingga lapisan bawah bisa memantau kerja wakilnya di Rumah Aspirasi.

"Dengan diresmikan Rumah Aspirasi ini, terbuka untuk siapapun. Tidak hanya untuk konstituen tertentu. Silahkan kalau mau mengecek kerja wakil-wakilnya di parlemen. Mulai tingkat kabupaten kota, propinsi dan pusat," terang anggota DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, saat meresmikan Rumah Aspirasi di di Kantor DPD PKS Surakarta Jalan Slamet Riyadi 534 B Kerten, Laweyan, Solo, Kamis (5/1).

Bangunan yang dinamakan Rumah Aspirasi Hidayat Nur Wahid (HNW) itu, lanjut Anggota Majelis Syura PKS berfungsi untuk menjembatani suara dari rakyat di lapisan bawah sekalipun dengan para wakilnya di parlemen. "Kalau adanya rumah seperti ini kan antara rakyat dan wakilnya di berbagai daerah pemilihan jadi tidak ada batas yang memisahkan. Semua bisa dikomunikasikan," ungkap dia.

Menurut Hidayat, dengan diresmikannya di Kota Solo, pihaknya berharap bisa bermanfaat untuk warga di Kota Bengawan tersebut. Pasalnya dia menekankan, rumah tersebut bukan untuk konstituen PKS saja. Namun untuk rakyat pada umumnya. "Saya tekankan lagi, ini rumah untuk rakyat secara keseluruhan. Kalau sudah jadi anggota DPR itu ya milik rakyat, bukan milik partai. Karena rakyat yang memilih. Makanya memang kami mengusahakan fasilitas seperti ini," jelasnya.

Dia melanjutkan, ditargetkan menjelang 2014, di seluruh kabupaten dan kota se-Indonesia, rumah aspirasi PKS yang mempunyai garis besar tugas kerja sebagai advokasi dan pemetaan aspirasi rakyat itu, bisa terlaksana.

"Intinya rumah aspirasi tidak menjanjikan apa-apa, tetapi komitmen pengelola untuk memperjuangan aspirasi yang ada.  Semoga menjadi penyambung lidah rakyat," pungkasnya.

1/08/2012 | Posted in , , | Read More »

Mensos Naik Ojek Saat Kunjungi Camar Bulan

Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri menggunakan ojek dari pos pemantauan, dalam kunjungan ke perbatasan Indonesia-Malaysia di Dusun Camar Bulan, Desa Temajuk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
“Kalau tak ada yang ‘nyopir’ tadi, saya sopiri sendiri motornya,” katanya seperti disampaikan Tenaga Ahli Menteri Sosial bidang Tata Kelola Pemerintahan dan Kehumasan Drs Sapto Waluyo MSc saat menghubungi ANTARA dari Sambas, Kalimantan Barat, Sabtu (7/1/12) malam.
Bersama Menko Kesra, Menteri PU dan Sekretaris Badan Nasional Pengelola Perbatasan, Mensos berkunjung ke daerah perbatasan Kalbar-Serawak ditemani Gubernur Kalbar Cornelis dan Bupati Sambas Juliarti Djuhardi Alwi.
Sapto Waluyo menjelaskan, rombongan wartawan bersama gubernur Kalbar menempuh perjalanan darat Pontianak-Sambas selama empat jam, dan dilanjutkan Sambas-Temajuk selama enam jam. Sementara rombongan menteri naik helikopter.
“Kami harus menembus hutan, Alhamdulillah jalannya bagus. Tapi saat menyeberangi sungai harus menunggu saat yang pas agar tidak hanyut atau tergelincir. Minimal 12 jam perjalanan dari Pontianak ke perbatasan” kata Ria, reporter RRI seperti dikutip Sapto.
Ia menambahkan, Mensos menyatakan siap jalan bersama wartawan suatu hari untuk meninjau daerah terpencil.
“Tahun lalu (2011) saya pernah mengunjungi lokasi KAT (komunitas adat terpencil) di Dusun Sisere, di kaki gunung Toposo, Kabupaten Donggala, Sulteng. Kita naik motor ’trail’ dan jalan kaki ke lokasi,” kata Mensos.
Menurut dia, tahun 2012-2014 program Kemensos diprioritaskn untuk 50 kabupaten tertinggal, sebagian di antaranya daerah perbatasan dan terpencil.
Ia menambahkan, Menko Kesra Agung Laksono dalam kesempatan itu meluncurkn Program Pembangunan Kampung dengan dukungan kementerian teknis. Sedang Kemensos merealisasikan Program Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (Gardu Nangkis) sesuai UU 13 tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin.
Program inisiasi di Camar Bulan antara lain pembangunan infrastruktur jalan perbatasan 14 km sudah selesai, sedangkan sepanjang 46 km sedang dalam proses, perbaikan pasar desa, rehabilitasi 100 unit RTLH (rumah tidak layak huni) senilai Rp 1 miliar). Selain itu, pemberian modal hibah untuk 100 KUBE (kelompok usaha bersama) senilau Rp 2 miliar, pelatihan tenaga kerja terampil.
“Pembangunan jalan perbatasan akan dilanjutkn BNPP dan Pemda. Sementara pembangunan perumahan didukung Kemenpera. Pemerinth serius membangun daerah perbatasan dan menyejahterakan warganya,” kata Menko Kesra, usai menyapa Nasir, salah seorang warga yg diperbaiki rumahnya.
Tercatat sebanyak 480 kepala keluarga (KK) warga Desa Temajuk (1.890 jiwa).
Bupati Sambas Juliarti Djuhardi Alwi menjelaskan bahwa mata pencaharian warga sebagai nelayan dan pekebun karet. Potensi yang belmu tergali secara massal adalah tanaman lada.
“Jika dilatih dan diberi peluang, warga kami siap membangun kampung halaman sendiri. Kami cinta negeri ini,” katanya.
Sementara Gubernur Kalbar Cornelis menegaskan agenda pembangunan daerah perbatasan bukan bersifat politis, tetapi demi menjaga keutuhan NKRI dan mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia di manapun berada.
kompas | antaranews | fimadani

1/08/2012 | Posted in , , | Read More »

Kemenangan Dakwah Tak Ditakar dari Hasil

Oleh: Abu Maryam. al-intima.com

” الأجر يقع بمجرد الدعوة ولا يتوقف على الاستجابة “
“Pahala didapat karena melaksanakan dakwah, bukan tergantung kepada penerimaannya”
Kaidah ini meluruskan pemahaman yang sering disalahartikan oleh banyak orang, bahwa pahala haruslah berbanding lurus dengan hasil yang didapat secara zahir, sehingga penilaiannya dapat dihitung secara matematis seperti umumnya pekerjaan duniawi. Apabila cara pandang seperti ini yang dijadikan acuan, maka para nabi bisa dikatagorikan gagal dalam mengembankan amanah dakwah, karena dakwah mereka hanya menghasilkan pengikut yang jumlahnya sedikit.
Kita bisa mengambil contoh kisah Nuh As. yang mendakwahi kaumnya siang dan malam hingga memakan waktu beratus-ratus tahun lamanya. Allah Swt. berfirman dalam Al Quran: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim. (QS. Al Ankabut: 14)
Inti dari ayat ini sebagaimana yang termaktub dalam tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa nabi Nuh As. mendakwahi kaumnya untuk beriman kepada Allah Swt. selama seribu kurang lima puluh tahun (950 tahun) lamanya, dan dalam kurun waktu itu, nabi Nuh As. hanya mendapatkan sedikit sekali pengikut, dan itu termaktub di dalam Al Quran:
“Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: ‘Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman.’ dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit. (QS. Huud: 40)
Perhatikan akhir dari ayat di atas secara seksama, bagaimana Allah menjelaskan, “dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit” (QS. Huud: 40), kalau kemudian takaran kesuksesan dakwah diukur dari kuantitas hasil, maka pastilah Nabi Nuh telah gagal mengemban misinya, namun pada hakekatnya tidaklah demikian, karena para Nabi dan Rasul merupakan hamba pilihan yang mendapatkan tempat mulia di sisi Allah Swt.
Jumlah pengikut yang sedikit juga didapat oleh para nabi lainnya. Ketika pada hari kiamat nanti, para Nabi dan Rasul dikumpulkan dan mereka datang dengan umatnya masing-masing, dari mereka ada yang membawa satu, dua, tiga, bahkan ada yang sama sekali tidak membawa pengikut seorangpun.
Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis. Imam Tirmidzi mentakhrij dari jalur Ibnu Abbas Semoga Allah meridhoi keduanya seraya berkata : “Tatkala Nabi diisra’kan Nabi melewati beberapa Nabi yang bersama mereka pengikut yang banyak, beberapa Nabi lainnya sedikit jumlah pengikutnya dan beberapa nabi lagi tidak mempunyai satu orang pengikutpun.”
Oleh karena itulah Allah Swt. kemudian mengarahkan kepada Rasulullah Saw. agar setelah berdakwah secara optimal, janganlah sekali-kali menakar kesuksesannya melalui jumlah yang didapat. Allah Swt. sendiri telah berfirman: “Jika mereka berpaling maka Kami tidak mengutus kamu sebagai pengawas bagi mereka. Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah). (QS.Asyu’araa’ :48)
Dan dalam ayat lainnya, Maka tidak ada kewajiban atas para rasul, selain dari menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (QS. An nahl :35)
Dan dalam ayat: “Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (An nur: 54)
Adapun terkait dengan hal hidayah, sesungguhnya itu semua adalah urusan Allah untuk memberikannya.
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (QS. Al Qashash: 56)
Oleh karenanya, barang siapa yang memahami kaidah ini secara baik, maka ia akan berdakwah tanpa beban, tidak merasa kecewa ataupun stress hanya dikarenakan dakwah yang siang malam ia lakukan berakhir dengan penolakan dan jumlah pengikut yang sedikit.
Allah Swt. melalui firman-firman-Nya kerap menghibur Rasulullah Saw. dalam hal ini, karena tidaklah Allah memberi sebuah tanggungjawab, melainkan sesuai dengan kadar kemampuan yang telah Allah berikan kepada beliau. Allah Swt. berfirman:
“Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya (QS. Al Baqarah: 272)
Maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. (QS. Faathir: 8)
“Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.” (QS. An Nahl : 127)
Ayat-ayat di atas menjadi hiburan tersendiri bagi Rasulullah Saw., menghilangkan kesedihannya selama ini, dikarenakan kesungguhan beliau dalam berdakwah untuk menuntun kaumnya beriman kepada Allah ditanggapi dengan sikap “buta dan tuli.”
Para da’i pada hakekatnya adalah mereka yang memiliki hati-hati yang lembut, penuh cinta, perasa sehingga itu semua menjadi tenaga bagi mereka dalam menunaikan dakwah. Ia merasa sedih ketika melihat hamba Allah yang lebih memilih berada dalam kesesatannya, mengabaikan ajakan kebaikan yang selama ini ia serukan. Kesedihan seperti ini pulalah yang dirasakan oleh Rasulullah Saw. ketika melihat kaumnya, maka Allah Swt. kemudian berfirman:
Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, Sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran). (QS. Al Kahfi: 6)
Dengan kata lain, ayat ini menanyakan kepada nabi Muhammad Saw., apakah dengan kehancuran kaum yang tidak mau diajak beriman itu, telah membuatnya menjadi putus asa dan merasa kasihan karena pengingkaran mereka terhadap Al Quran?
Imam Qatadah, sebagaimana yang termaktub dalam Kitab Tafsir Ibn Katsir menjelaskan ayat ini: “Seolah-olah engkau ingin bunuh diri sebagai ekspresi kemarahan dan kesedihan terhadap perilaku mereka.” Sedangkan Mujahid mengatakan, sebuah kegelisahan, dan artinya tak jauh beda yakni jangan bersedih atas mereka, namun teruslah sampaikan risalah Allah ini, barang siapa yang mendapatkan hidayah maka itu untuk dirinya, dan barang siapa yang sesat sesungguhnya ia telah menyesatkan dirinya sendiri.
Dengan demikian, sesungguhnya Allah pun telah mencabut dosa bagi para da'i apabila orang yang mereka dakwahi tidak mendapat petunjuk dan merespon dakwah yang mereka lakukan, tentunya setelah mereka berusaha dengan penuh optimal, hal itu dikarenakan Allah tidak akan memberikan beban kepada seorang hamba melainkan sesuai dengan batas kemampuan yang telah Ia berikan.
Kaidah ini juga menjadi obat bagi mereka yang tergesa-gesa memetik hasil dari dakwah yang selama ini mereka kerjakan. Yaitu mereka yang menunggu hasil yang nampak secara kasat mata duniawi, dan kemudian menjadikannya syarat dan takaran pilihan, antara melanjutkan perjuangan di jalan dakwah ini atau tidak. Cara pandang seperti ini sebenarnya cara pandang yang salah, sehingga bertolak belakang dengan kaidah dakwah yang diajarkan dalam Al Quran dan As Sunnah.
Al Quran telah menekankan, bahwa tidak ada kemestian seiringnya antara dakwah yang dijalankan dengan respon yang di dapat (Istijabah). Seorang dai, bisa saja telah berjuang mati-matian hingga titik darah penghabisan dalam berdakwah, namun sang mad'u tetap pula dengan sikap kerasnya, menolak segala bentuk ajakan kebaikan kepada dirinya. Namun demikian, pada fase seperti inilah sebenarnya akhir dari segalanya itu ditentukan. Tahapan-tahapannya dijelaskan oleh Allah Swt dalam firman-Nya:
“Sehingga apabila para Rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para Rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. dan tidak dapat ditolak siksa Kami dari pada orang-orang yang berdosa. (QS. Yusuf: 110)
Fase pertama adalah pada masa dakwah itu dirasa tidak mempunyai harapan lagi untuk mengarahkan mereka kepada keimanan, sehingga mereka merasa telah didustai, maka berakhirlah fase dakwah yang kemudian ditutup dengan pertolongan dari Allah Swt. Ibnu Katsir dalam tafsirnya kemudian menjelaskan, bahwa pertolongan dari Allah akan diturunkan kepada para Rasul-Nya ketika mereka berada dalam kondisi genting dan dalam masa pengharapan akan hadirnya kemenangan, dan itu terjadi di masa yang sangat kritis. Sebagaimana diterangkan oleh Allah Swt dalam firman-Nya:
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al-Baqarah : 214)
Wallahu a’lam bishowab

1/07/2012 | Posted in , , | Read More »

Doa Umar, Mana yang Kita Pilih?

dakwatuna.com - “Ya Allah, lindungilah kami dari orang-orang bertaqwa yang lemah, dan tidak bertaqwa yang lemah dan tidak berdaya, dan lindungilah kami dari orang-orang jahat yang perkasa dan tangguh.”
Terdapat tiga komponen utama di dalam bait kalimat tersebut. Pertama, perlindungan terhadap orang bertaqwa yang lemah. Kenapa kita harus memohon perlindungan dari orang bertaqwa yang lemah? Bagaimana mungkin orang bertaqwa dibilang sebagai seorang yang lemah? Secara logika, ketika orang disebut sebagai hamba yang bertaqwa maka otomatis kedekatan dirinya dengan Allah adalah hal yang menonjol. Namun ternyata, ia justru disebut sebagai orang yang lemah oleh manusia di sekelilingnya.
Lemah di sini berarti bahwa ia tidak memiliki bargaining position (nilai tawar) di dunia, di kehidupan sosial di mana dia berada. Da’i tidak lagi didengar kata-katanya, tidak lagi dicontoh keteladanannya, apalagi dihargai keberadaannya oleh masyarakat. Hal itu tidak lain adalah lantaran masyarakat tidak lagi merasakan kemanfaatan dengan adanya kita (da’i) di tengah mereka. Da’i, tidak semuanya mampu menunjukkan prestasinya di hadapan publik. Secara kualitas ibadah vertikal (hablumminallah), dia mungkin mendapat grade mendekati sempurna. Akan tetapi, saat dihadapkan dengan masyarakat (hablumminannas), sang da’i pun mendadak ‘melempem’.
Dia kurang dapat srawung (bergabung) dengan tetangga, mungkin dari segi keramahan dinilai kurang oleh masyarakat; kurang rapi dalam manajemen kehidupannya; hingga pada taraf lemahnya intelektualitas dan ekonomi sang da’i. Ya, kita semua menyadari bahwa da’i bukan malaikat. Akan tetapi, hal ini sangat berpengaruh terhadap citra da’i di hadapan publik. Bagaimana bisa da’i dipercaya untuk mengurus urusan umat manakala urusan diri pribadinya pun berantakan.
Kedua, bait kalimat di atas menuntun kita untuk memohon perlindungan dari orang tidak bertaqwa yang lemah dan tidak berdaya. Jika dibandingkan dengan aspek pertama, maka aspek kedua ini jauh lebih parah. Ibarat kata, sudah lemah, tidak berdaya, ditambah lagi tidak ada ketakwaan di dalamnya. Jika diumpamakan dengan kacang, maka kualitas orang ini adalah kacang yang kosong tak berisi, ditambah lagi kulitnya kusam dan tidak menarik. Sedikit pun tidak ada alasan yang mampu membuat orang lain mau untuk melirik ke arah orang tersebut.
Lemah daya dan lemah takwa ini menjadi masalah yang serius jika dihinggapi oleh sebagian besar orang. Tatanan masyarakat yang akan lahir adalah masyarakat yang jauh dari nilai peradaban islami yang didambakan.
Aspek ketiga yakni permohonan perlindungan terhadap orang jahat yang perkasa dan tangguh. Pada masa sekarang ini sangat banyak orang yang memiliki kekuasaan tinggi atas kehidupan dunia. Mereka menguasai sebagian besar perekonomian dunia, memiliki kuasa penuh terhadap lalu lintas media, pertahanan dan keamanan, hingga menjadi aktor utama jalannya hukum di negara. Mereka kuat, sangat kuat. Namun kekuatan yang mereka miliki tiada digunakan untuk kemanfaatan orang banyak. Mereka memperkaya diri dengan memperbudak banyak orang. Mereka memainkan seenaknya hukum dengan uang yang mereka punya, pun mereka mengatur arus media agar sesuai dengan kepentingan mereka.
Sekali lagi, mereka kuat, bahkan sangat kuat. Namun tidak ada bargaining position mereka di hadapan Allah. Ibarat mutiara, mereka baik pada polesan luarnya saja. Di dalam tubuh mereka kosong tak berisi. Mereka menjadi trouble-maker di setiap lingkungan di mana mereka berada.
Orang bertaqwa yang lemah, orang tidak bertaqwa yang lemah, maupun orang jahat yang kuat, ketiganya adalah cerminan ketidakseimbangan dalam kehidupan manusia. Allah telah memberikan garis merah yang jelas bagi kita hamba-Nya tentang bagaimana menjalani kehidupan sebagai seorang insan. Melalui Rasulullah, Allah memberikan sesempurnanya teladan dan pengajaran bagi manusia seluruhnya untuk menjadi manusia seutuhnya. Bagaimana Rasulullah tawazun dalam menjalankan hidupnya. Beliau adalah pemimpin yang terbaik; disegani lawan dicintai kawan, beliau pula seorang suami handal, ayah terbaik, kawan paling setia, dan guru paling mempesona.
Prinsip seorang muslim, bahwa mereka yang terbaik adalah mereka yang bermanfaat sebanyak-banyaknya bagi orang lain, bukan mereka yang memiliki banyak hal pada dirinya sendiri. Bait kalimat di atas merupakan penghayatan dalam dari seorang lelaki tangguh, cerdas nan berbudi, Umar bin Khattab. Nampak jelas tersirat bahwa misi sesungguhnya yang Islam ingin capai adalah melahirkan orang-orang baik yang kuat dan orang-orang kuat yang baik. Dan itu semua mustahil tanpa usaha dari setiap insan sebagai pilar kehidupan.
Mau jadi seperti apa kita??

1/07/2012 | Posted in , , | Read More »

Temu Jiwa Sentuh Fisik

anismatta.com-Shalatnya panjang dan khusuk. Keluh dan resah mengalir dalam doa-doa. Hasrat dan rindu merangkak bersama malam yang kian kelam. Usai shalat perempuan itu akhirnya rebah di pembaringan. Cemasnya belum lunas. Lama sudah suaminya pergi. Untuk jihad, memang. Tapi cinta tetaplah cinta. Walaupun jihad, perpisahan selalu membakar jiwa dengan rindu. Maka ia pun rebah dengan doa-doa; “Ya Allah, yang memperjalankan unta-unta, menurunkan kitab-kitab, memberi para pemohon, aku memohon pada-Mu agar Engkau mengembalikan suamiku yang telah pergi lama, agar dengan itu Engkau lepaskan resahku. Engkau gembirakan mataku. Ya Allah, tetapkanlah hukum-Mu di antara aku dan khalifah Abdul Malik bin Marwan yang telah memisahkan kami”.
Untungnya malam itu Khalifah Abdul Malik bin Marwan memang sedang menyamar di tengah pemukiman warga. Tujuannya, ya, itu tadi; mencari tahu opini warga soal pengiriman mujahidin ke medan jihad, khususnya istri-istri mereka. Dan suara perempuanlah itulah yang ia dengar.
Ini tabiat yang membedakan cinta jiwa dari cinta misi; pertemuan jiwa dalam cinta jiwa hanya akan menjadi semacam penyakit jika tidak berujung dengan sentuhan fisik. Disini rumus bahwa cinta tidak harus memiliki tidak berlaku.
Cinta jiwa bukan sekedar kecenderungan spritiual seperti yang ada dalam cinta misi. Cinta jiwa mengandung kadar sahwat yang besar. Dari situ akar tuntutan sentuhan fisik berasal. Mereka menyebutnya passionate love. Tanpa membawa semua penyakit. Sebagaimana hanya akan berujung kegilaan. Seperti yang dialami Qais dan Laila.
Ini mengapa kita diperintahkan mengasihi para pecinta; supaya mereka terhindar dari cinta yang seharusnya menjadi energi, lantas berubah jadi sumber penyakit. Maka sentuhan fisik dalam semua bentuknya adalah obat paling mujarab bagi rindu yang tak pernah selesai. Ini juga penjelasan mengapa hubungan badan antara suami istri merupakan ibadah besar, tradisi kenabian dan kegemaran orang shalih. Sebab, kata Ibnu Qayyim dan Imam Ghazali, ia mewariskan kesehatan dan jiwa raga, mencerahkan pikiran, meremajakan perasaan, menghilangkan pikiran dan perasaan buruk, membuat kita lebih awet muda dan memperkuat hubungan cinta kasih. Makna sakinah dan mawaddah adalah ketenangan jiwa yang tercipta setelah gelora hasrat terpenuhi,
Makna itu dapat dipahami Abdul Malik bin Marwan. Maka ia pun bertanya, “Berapa lama wanita bisa bertahan sabar?” “Enam bulan” jawab mereka. Kisah itu sebenarnya mengikuti pada temuan yang sama dimasa Umar bin Khattab. Dan di kedua kisah itu, kedua perempuan itu sama-sama melantunkan syair rindu dan hasrat, dan Abdul Malik bin Marwan mendengar bait ini;
air mata mengalir bersama larut malam
sedih mengiris hati dan merampas tidur
bergulat aku lawan malam
terawangi bintang hasrat rindu mendera-dera
melukai jiwa
Memang hanya puisi tempat jiwanya berlari. Melepas hasrat yang tak mau dilepas. Sebab rindu tetap saja rindu. Puisi tak akan pernah sanggup menyelesaikannya. Sebab memang begitulah hukumnya; hanya sentuhan fisik yang bisa mengobati hasrat jiwa.

1/06/2012 | Posted in , , | Read More »

Ketika Sabar Harus tak Terbatas

Di usia yang telah melewati angka 20 atau bahkan lebih dari itu, tak sedikit yang mengalami goncangan-goncangan hati bagi para jomblo (baca: single). Usia yang terbilang rawan menurut saya, dimana pada masa itu gejala ingin di cintai dan di sayangi sangatlah besar. Belum lagi melihat keadaan sekitar yang sangat membuat hati miris karena masih sendiri. Ya, fenomena pacaran.
Bersyukur bagi mereka yang telah Allah pertemukan dengan pendamping hidupnya tanpa harus berjuang untuk melawan perasaan hati yang tak menentu menahan gejolak nafsu. Namun lain hal untuk mereka yang memang belum di takdirkan untuk segera menikah.
Tapi yakinlah, bahwasanya Allah akan memberikan sesuatu yang kita butuhkan namun bukan yang kita inginkan. Jika keyakinan telah terpatri, Insya ALLAH hati akan merasa nyaman dengan segala keputusanNYA. Sebagai orang yang telah meyakini janji Tuhannya, hendaknya setelah itu jangan merusak keyakinan tersebut dengan perilaku yang dapat merubah keputusan ALLAH. Ketika telah yakin, hendaknya tak usah berlebihan dalam mencari pasangan misalnya dengan mengikuti pergaulan zaman sekarang, misalnya pacaran. Jika itu terjadi, apa gunanya keyakinan yang telah terbentuk di awal namun ternodai dengan nafsu dan kesabaran yang terbatas.
Sederet janji ALLAH untuk mereka yang bersabar, balasannya adalah surga. Apalagi untuk menahan hawa nafsu, sebanding dengan pahala jihad. Karena jihad terbesar adalah menahan hawa nafsu. Ketika kesabaran menjadi terbatas dan hati telah yakin pada ketetapanNYA, maka menikah bisa menjadi solusinya. Meskipun secara kasat mata, kemampuan belum memadai namun janji ALLAH untuk memberikan kemudahan bagi seorang muslim yang melakukan kebaikan hendaknya tak perlu di ragukan. Namun jika telah maksimal berusaha dan belum menampakkan hasil, baiknya sabar harus tetap tak terbatas. ALLAH akan selalu mendengar doa hambaNYA. Bila bukan sekarang, mungkin belum saatnya, karena ALLAH Maha Tahu apa yang terbaik untuk hambaNYA. Jika hati terkadang rapuh atau merasa putus asa. Ingatlah bahwa ALLAH tak pernah ingkar janji, mungkin ada yang salah dengan diri kita dan selayaknya kita selalu  berprasangka baik kepada ALLAH. Jangan pernah berhenti berusaha dan berdoa. Karena ALLAH akan selalu menggenggam doa dan mimpi para hambaNYA selama hambaNYA yakin dan mau berusaha mewujudkannya.
Ketika ALLAH belum mengabulkan doa hambaNYA untuk bersanding dengan pasangan hidupnya. Hendaknya sikap istiqamah terus dimaksimalkan. Tetap menahan hawa nafsu. Karena bisa jadi saat penantian itulah kita benar-benar di uji seberapa pantasnya kita mendapatkan seseorang yang cocok untuk kita. Bukankah ALLAH telah berjanji, bahwa pria yang baik adalah untuk wanita yang baik dan sebaliknya. Tidak mudah memang menahan cobaan di usia yang rentan  akan gejolak hati, namun jika kita bisa melewatinya dengan baik maka ALLAH akan memberikan balasan yang jauh lebih baik pula.
Karena pada dasarnya ALLAH teramat sayang dengan kita, tak membiarkan kita jatuh ke dalam jurang dosa. Walaupun kadangkala kita sendiri yang menceburkan diri dengan sengaja ke jurang tersebut. ALLAH akan menolong kita, jika kita ingin di tolong dan ALLAH akan menjaga kita, jika kita ingin di jaga. Jangan bermain dengan api jika tak ingin terbakar. Cukup ALLAH sebagai penghibur hati di saat hati kita sedang sedih.
Allahua’lam.

1/06/2012 | Posted in , , | Read More »

Sinergi Gerakan Islam

al-intima.com-Dunia Islam kini menyaksikan lahirnya berbagai harakah, tandzim, jama’ah dan firqah Islamiyah yang beraneka ragam. Terdapat bermacam-macam madrasah pemikiran, yang masing-masing memiliki manhaj tersendiri dalam berkhidmat dan berjuang menegakkan Islam di muka bumi, sesuai dengan penentuan sasaran, prioritas dan tahapannya.


Yusuf Qaradawi dalam bukunya Fiqhul Ikhtilaf menyatakan bahwa tidaklah menjadi masalah adanya beberapa kelompok dan jama’ah yang berjuang untuk menegakkan Islam, apabila hal itu merupakan ta’addudu tanawwu’ (perbedaan yang bersifat variatif) bukan ta’addudu ta’arudh (perbedaan yang bersifat kontradiktif). Syarat lainnya, antar semua pihak ada hubungan kerja dan koordinasi. Sehingga saling menyempurnakan dan menguatkan. Dalam menghadapi masalah-masalah asasi dan keprihatinan bersama harus mencerminkan satu barisan, laksana bangunan yang kokoh.

Tetapi pada kenyataannya—seperti diungkapkan Fathi Yakan dalam Aids Haraki—ta’addudiyah (berbilangnya harakah, tandzim, jama’ah dan firqah Islamiyah) yang ada kini tidak melahirkan kecuali semakin memuncaknya permusuhan. Ia menghembuskan nafsu hasad dan dengki kepada sesama, yang pada akhirnya mengakibatkan saling bertengkar dan saling intai kelemahan, yang seharusnya saling memahami dan saling menutupi kesalahan.

Realita yang diungkapkan  Fathi Yakan diamini Anis Matta, menurutnya saat ini, antar anggota harakah kerap terjadi pergesekan, baik langsung maupun tidak. Yang langsung—misalnya—tampak dalam persaingan antar kelompok harakah di kampus, sekolah, masjid, dan berbagai instansi lainnya yang sudah tersentuh dakwah, untuk saling menonjolkan diri dan mengambil peran yang lebih dominan.

Sementara yang tidak langsung adalah melalui bias pencitraan tidak proporsional tentang harakah lain yang dilakukan elit satu harakah terhadap pengikutnya. Yang satu sering membid’ahkan yang lain, yang lain menuduh antek Yahudi, yang satu lagi menuduh terlalu keras, sementara yang lain lagi menuding terlampau toleran.

Proses itu, secara bawah sadar, akan menciptakan identifikasi picik bahwa kita benar dan mereka salah, dan pada gilirannya—secara bawah sadar pula—akan menimbulkan kesadaran naïf bahwa mereka adalah lawan kita.

Para aktivis dakwah hendaknya mewaspadai fenomena ini. Jangan sampai ekses negative ta’aduddiyah tumbuh subur tak terkendali sehingga memungkinkan musuh-musuh Islam memanfaatkannya untuk menghancurkan harakah Islam itu sendiri. Sudah saatnya para aktivis dakwah di berbagai harakah, tandzim, jama’ah dan firqah Islamiyah saling bersinergi. Berupaya mendekatkan persepsi, menyatukan hati, membersihkan diri dari ta’asshub (fanatisme) serta membina suasana penuh ukhuwah, kerjasama dan saling memahami.

Mengapa harus bersinergi?

Dalil dari Al-Qur’an
Taujih Rabbani dalam Al-Qur’an dengan jelas dan tegas menekankan kewajiban bersinergi. Allah azza wa jalla menyeru orang-orang beriman agar memelihara persatuan dan kesatuan. Firman-Nya:

Berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah bercerai berai, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.(QS. Ali Imran, 3: 103)

“Janganlah kalian seperti orang-orang yang berpecah belah dan bertikai setelah datang sejumlah petunjuk kepada mereka.” (QS. Ali Imran, 3: 105)

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al-Hujurat, 49: 10)

Bahkan lebih jauh, Al-Qur’an menegaskan bahwa berbantah-bantahan akan menyebabkan kegagalan dan hilangnya kekuatan:

Taatlah kepada Allah dan rasul-Nya, janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gagal dan hilang kekuatan. Bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Anfal, 8: 46)

Tanpa penafsiran yang ngejlimet ayat-ayat di atas dapat kita fahami dengan terang, bahwa Allah SWT menyeru setiap kita untuk selalu bersatu padu.

Dalil dari Sunnah
Seperti halnya Al-Qur’an, sunnah nabawiyah pun menegaskan tentang pentingnya bersinergi; saling mendukung dan bersatu padu. Rasulullah SAW bersabda,

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ

“Orang mukmin terhadap orang mukmin yang lain bagaikan bangunan yang sebagiannya menyangga sebagian yang lain.” (HR Bukhari dan Muslim)

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ
“Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain, ia tidak meremehkannya, tidak menghinakannya, dan tidak menyerahkannya (kepada musuh).” (HR Muslim)

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Perumpamaan kaum Muslimin dalam cinta, kekompakan, dan kasih sayang bagaikan satu tubuh, jika salah satu anggota tubuhnya mengeluh sakit, maka seluruh anggota tubuh juga ikut menjaga dan berjaga.” (HR Bukhari)

Dalil dari realita
Realita kompleksitas dan beratnya problematika dakwah kontemporer juga menjadi dalil yang kuat guna mendorong setiap kita mau bersinergi. Abu Ridho menandaskan bahwa krisis yang tengah melanda umat Islam saat ini tidak lagi terkonsentrasi pada aspek-aspek tertentu dalam kehidupan umat, melainkan menyentuh keseluruhannya. Hampir dalam semua segi kaum muslimin mengalami kemunduran.

Hasan Al-Banna mengungkapkan bahwa secara politik kaum muslimin terjajah oleh musuh-musuhnya, sementara rakyatnya terpecah belah dalam intrik-intrik kepartaian. Dalam bidang ekonomi system riba merajalela, perusahaan-perusahaan asing menguasai hampir seluruh sector ekonomi dan mengeksploitasi sumber daya alamnya. Dalam bidang pemikiran, berbagai isme telah merancukan ideology, aqidah, kesadaran, dan pola pikir putera-putera bangsanya.

Dalam bidang social, dekadensi moral dan hedonisme telah mencabut akar keluhuran budi pekerti dan rasa kemanusiaan yang mereka warisi dari pendahulu-pendahulu mereka. Sementara demam kebarat-baratan telah merubah gaya hidup dalam semua sisinya secara begitu cepat, secepat aliran bisa ular yang menjalar ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah, dan akhirnya mengeruhkan ketenangannya. Dalam bidang yang sama mereka dikuasai oleh undang-undang bumi (buatan manusia) yang belum pernah terbukti mampu menghentikan langkah-langkah congkak para kriminalis, mencegah kezhaliman, dan—di atas itu semua—takkan pernah sanggup mengungguli perundang-undangan langit yang telah diletakkan oleh Sang Maha Pencipta, Raja di raja dan Pemilik semua jiwa manusia.

Dalam bidang pendidikan, bangsa-bangsa muslim dililit oleh system pendidikan barat yang terbukti gagal membangun generasi penerus yang akan mengemban amanah kebangkitan di masa datang. Selanjutnya, dalam bidang kejiwaan ia telah dijangkiti oleh keputusasaan yang membinasakan, kemalasan dan apatisme, kepengecutan dan kerendahdirian, sikap tidak jantan, egoisme, dan kebakhilan, yang semua itu telah berhasil mengikis semangat berkorban dan menyeret umat Islam keluar dari barisan para mujahidin menuju barisan orang-orang yang lengah dan lalai.

Oleh karena itu, setiap kita harus sadar, bahwa upaya memajukan Islam dan umat Islam mustahil hanya diemban oleh satu harakah, tandzim, jama’ah atau firqah Islamiyah tertentu. Ia pun mustahil dilakukan hanya dengan satu bentuk pendekatan dakwah; apakah tabligh saja, taklim saja, tarbiyah (pendidikan) saja, tatsqif (penyebaran wawasan) saja, amal khidami (pelayanan) saja, iqtishadi (ekonomi) saja, siyasah (politik) saja, jihad saja, dlsb. Terlebih lagi, gerakan Islam saat ini menghadapi tantangan yang cukup berat. Realita dakwah gerakan Islam kontemporer sangat berbeda dengan realita dakwah gerakan Islam pertama di masa lalu yang dimotori oleh Rasulullah SAW,

  1. Dakwah Islam pertama merupakan suatu tatanan yang menghimpun seluruh kekuatan kaum muslimin, sedangkan gerakan Islam kontemporer hanya menghimpun sebagian dari mereka.
  2. Gerakan Islam pertama di masa lalu merupakan jama’atul muslimin, sedangkan gerakan Islam kontemporer hanyalah merupakan jama’ah minal muslimin. Inilah realitas yang menjadikan dakwah Islam pertama bergerak terpadu menghadapi jahiliyah, sedangkan gerakan Islam kontemporer berada dalam situasi yg sulit. Disamping dituntut untuk menghadapi gerakan jahiliyah kontemporer, ia juga dipaksa mengambil sebuah sikap yang sesungguhnya sulit, atas basis luas bangsa-bangsa muslim yang tidak tunduk padanya. Kondisi seperti ini banyak dimanfaatkan oleh tatanan-tatanan jahiliyah.

Langkah Menuju Sinergi
Mewujudkan sinergi antar gerakan Islam mungkin bukan perkara mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin diwujudkan. Oleh karena itu setiap kita harus mulai mencoba melangkah melakukan upaya pendekatan menuju sinergi.

Langkah tersebut bisa kita mulai dengan upaya-upaya berikut:
  1. Memahami ikhtilaf
  2. Melakukan hiwar haraki untuk mendekatkan persepsi
  3. Bekerjasama dalam masalah yang disepakati

Memahami ikhtilaf
Yusuf Qaradawy memaparkan beberapa langkah menuju tercapainya saling pengertian antar gerakan Islam dalam menyikapi ikhtilaf yang terjadi di antara mereka.

Pertama, bahwa untuk masalah-masalah furu’ perbedaan pendapat adalah sebuah kemestian dan rahmat. Kemestian itu terjadi karena tabiat agama Islam memang memberi peluang terjadinya perbedaan pendapat. Dalam kitab al-Arbain, Imam An-Nawawi meriwayatkan hadits dari Daruquthni, “Sesungguhnya Allah SWT telah membuat ketentuan-ketentuan, janganlah kamu melanggarnya; telah mewajibkan sejumlah kebaikan, janganlah kamu abaikan; telah mengharamkan banyak hal, janganlah kamu melanggarnya; telah mendiamkan banyak masalah sebagai rahmat bagimu, bukan karena lupa, janganlah kamu mencarinya.” Meminjam istilah Qaradawi, ada ‘kawasan kosong syariat’ yang sengaja Allah ta’ala sediakan.

Kedua, dengan mengikuti manhaj pertengahan dan meninggalkan sikap berlebih-lebihan dalam beragama. Meruncingnya ikhtilaf terjadi karena satu atau kedua belah pihak mengambil sikap berlebihan dalam beragama. Sikap ghuluw (berlebih-lebihan) dalam pelaksanaan agama sering menyebabkan seseorang memandang rendah dan mencerca mereka yang tidak mengikutinya. Maka tak heran jika Rasulullah mencela sikap ini, “Jauhkan dari kamu sikap berlebih-lebihan dalam agama. Karena orang sebelum kamu hancur hanya sebab berlebih-lebihan dalam agama.” (HR. Ahmad, Nasa’i, Ibnu Majah, Al-Hakim, Ibnu Huzaimah dan Ibnu Hibban dari Ibnu Abbas).

Ketiga, mengutamakan muhkamat bukan mutasyabihat. Ayat muhkamat memberi kepastian, sedang ayat mutasyabihat tanpa ilmu yang mendalam akan membuat seseorang yang mengikutinya mempertentangkan ayat yang satu dengan lainnya. Dari Abdullah bin Amr ra, ia berkata, “Rasulullah saw pernah keluar mendatangi dan mengecam serta mengingkari para sahabat yang sedang berbantah-bantahan tentang masalah taqdir.”

Keempat, tidak memastikan dan tidak menolak dalam masalah-masalah ijtihadiyah. Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah pernah ditanya tentang orang yang mengikuti sebagian ulama dalam masalah ijtihadiyah, apakah ia harus dihindari atau diingkari? Beliau menjawab, “Segala puji milik Allah. Orang yang dalam masalah-masalah ijtihadiyah mengamalkan sebagian pendapat ulama, tidak boleh diingkari dan dihindari. Demikian pula orang yang mengamalkan salah satu dari dua pendapat, tidak boleh dikecam. Jika dalam suatu masalah terdapat dua pendapat, maka bagi orang yang telah nampak mana yang lebih kuat boleh beramal sesuai dengannya. Tapi jika tidak, ia boleh mengikuti sebagian ulama yang dapat dipercaya dalam menjelaskan mana yang lebih kuat (rajah) di antara dua pendapat.”

Kelima, menelaah perbedaan pendapat para ulama. Dengan penelaahan yang jernih akan Nampak dalil-dalil yang melandasi perbedaan itu. Kemudian akan diketahui bahwa lautan syariah itu amat dalam dan luas. Akan Nampak kebenaran ungkapan, “Siapa yang tidak mengetahui ikhtilaf ulama, maka dia bukan ulama. Siapa yang tidak mengetahui ikhtilaf para fuqaha, maka hidungnya belum mencium bau fiqh.”

Melakukan hiwar haraki (dialog antar gerakan Islam) untuk mendekatkan persepsi
Anis Matta mengatakan bahwa frekuensi dialog bilateral antar harakah Islam perlu ditingkatkan, baik resmi maupun tidak resmi. Hiwar haraki yang sistematis, kalau toh tidak menghasilkan kesepakatan akhir, minimal akan memudahkan proses saling memahami dan mengerti antar sesama harakah Islam. Dalam konteks realitas kita, menurutnya, hiwar haraki itu membutuhkan dua hal: keluasan wawasan dan kematangan jiwa dalam menyikapi perbedaan. Pada beberapa kasus, aspek kematangan jiwa sering lebih dibutuhkan. Pasalnya, ada banyak konflik yang terjadi bukan disebabkan perbedaan sudut pandang, melainkan ketidakmatangan jiwa para peserta dialog.

Bekerjasama dalam masalah yang disepakati
Sungguh sangat elok jika para aktivis pergerakan Islam mampu duduk dalam satu majelis untuk merumuskan agenda bersama, menggarap masalah-masalah besar yang dihadapi ummat seraya mengesampingkan pertentangan-pertentangan kecil di antara mereka.

Marilah kita bekerjasama dalam menanamkan nilai-nilai keimanan dan Al-Qur’an pada jiwa generasi muda, dan membuang jauh-jauh perdebatan filsafat serta ilmu Kalam dan pengaruh ajaran-ajaran lain yang menimbulkan kebingungan dan pertentangan.

Marilah kita bekerjasama dalam membentengi generasi muda dari wabah atheisme dan segala ‘pengantar’nya berupa keraguan dan syubhat yang menggerogoti aqidah dan mengotori pemikiran.

Marilah kita bekerjasama dalam memperkuat keimanan umat kepada akhirat dan keyakinan akan balasan. Marilah kita usir segala syubhat yang berusaha mendangkalkan aqidah yang agung ini, atau segala bentuk syahwat yang menggoda manusia sehingga melalaikannya dari keyakinan ini.

Mengapa  kita tidak bekerjasama dalam meningkatkan pengajaran rukun-rukun amaliah Islam kepada kaum muslimin dan mencari cara yang terbaik untuk mendakwahkannya kepada mereka. Mengapa kita tidak bekerjasama dalam memperjelas, memperkokoh, dan menyampaikan pilar-pilar keimanan yang enam dalam akal dan hati kaum muslimin dengan bahasa yang sederhana sesuai dengan kesederhanaan Islam.

Marilah kita bekerjasama dalam mensosialisasikan makarimul akhlaq pada diri generasi muda dan tua. Marilah kita bekerjasama dalam mengusir segala kerendahan dan kenistaan yang bertentangan dengan nilai-nilai kebaikan.

Marilah kita bekerjasama dalam memelihara, mengaplikasikan, dan melindungi syariah dari permainan orang-orang yang ingin mengubah hal-hal yang qath’i (tegas dan gamblang) menjadi hal-hal yang zhanni (samar-samar); hal-hal yang muhkamat menjadi hal-hal yang mutasyabihat.

Marilah kita bekerjasama dalam mengajarkan ‘alfabeta’ Islam dan dasar-dasar aqidah, ibadah, akhlak dan adab yang tidak diperselisihkan oleh para ulama. Kita pun perlu bekerjasama menyampaikan dakwah Islam kepada semua penduduk bumi dengan bahasa yang mereka pahami, agar mereka dapat mengenal Islam secara benar dan tidak menjadi korban kejahatan musuh-musuh Islam yang merusak gambaran agama yang hanif ini.

Mengapa kita tidak bekerjasama menggarap pekerjaan yang sangat besar ini serta mempersiapkan para da’i  dan dana yang memadai?

Mengapa para pemikir dan aktivis Islam tidak melupakan perselisihan mereka mengenai masalah-masalah juz’iyyah ijtihadiyah, untuk kemudian menyatukan barisan dan front mereka dalam menghadapi kekuatan-kekuatan besar yang bersepakat menghancurkan mereka? Kenapa harus berputar pada masalah yang diperselisihkan yang menyebabkan kita lalai mengerjakan masalah lain yang kita sepakati yang jumlahnya jauh lebih banyak?

Maraji
Fiqhul Ikhtilaf, DR. Yusuf Qaradawi
Aids Haraki, Fathi Yakan
Dari Gerakan ke Negara, H.M. Anis Matta
Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin, Hasan Al-Banna
Waqfah Tarbawiyah, Lembaga Pengkajian Da’wah Islamiyah
Madah Tarbiyah, Lembaga Kajian Manhaj Tarbiyah Islamiyah

1/06/2012 | Posted in , , | Read More »

Allah Ada di Dekatku

Ternyata Allah begitu dekat, melebihi dekatnya urat nadi pada tubuh kita.
Pada Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 186,
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
Bahkan jika kita berjalan mendekat kepada Allah, Allah akan berlari menyambut kita. Kasih sayang Allah begitu terasa, walaupun ketika kita dalam keadaan sulit sekalipun. Karena Allah tak inginkan kita lemah jika hanya memberikan kita kesenangan dan kemudahan dan Allah tak inginkan kita terus menerus berurai airmata tanpa di selingi kebahagiaan yang menerbitkan rasa syukur.
Tak perlu jauh-jauh mencari sebuah kebahagiaan, tak perlu risau dengan kesulitan. Tak perlu biaya mahal untuk mendekatiNya, tak perlu jauh-jauh mencariNya. Karena Allah ada di hati orang-orang yang beriman. Asalkan keyakinan tumbuh di dalam hati, keyakinan akan apa yang di berikan Allah adalah yang terbaik dan akan ada hikmah setelahnya maka apapun yang terjadi bisa di syukuri, Insya Allah. Bila sekarang kita mengalami kondisi yang kurang baik atau dalam kata lain sedang dalam ujian, yakinlah bahwa setelah kesulitan ada kemudahan dan Allah tidak semata-mata memberikan kesulitan tanpa adanya pelajaran dan janji peningkatan derajat bagi mereka yang mampu melaluinya dengan sabar dan tawakkal.
Kebahagiaan yang tak mampu di sandingkan dengan kemewahan duniawi, kedekatan kepada Allah. Selalu merasa dekat, merasa di awasi, hingga apapun yang kita lakukan menjadi terkontrol dan memiliki nilai positif di mata Allah.
Jika terkadang kita merasa di abaikan manakala sulit mencari telinga yang mampu menampung segala resah dan masalah yang sedang di alami, tapi sesungguhnya telinga Allah akan selalu ada dan setia setiap saat mendengar keluh kesah hambaNya. Karena fitrah manusia adalah berkeluh kesah dan sebaik-baik berkeluh kesah hanyalah pada Allah. Allah tak akan pernah bosan mendengarkan hambaNya yang meminta, sebanyak apapun. Hanya kepada Allah manusia menyembah dan hanya kepada Allah manusia meminta pertolongan, bukan yang lain. Allah adalah tempat meminta segala sesuatu. Allah justru akan benci kepada hambaNya yang tak pernah meminta, karena merupakan hamba yang sombong. Karena sejatinya manusia tak mampu berbuat apa-apa melainkan karena kekuatan dari Allah. Jikalau doa kita tak langsung di kabulkan, baiknya adalah selalu berprasangka baik. Bisa jadi doa tersebut tak baik untuk kita atau belum saatnya atau mungkin di simpan untuk di akhirat kelak dan berbuah pahala.
Lalu apakah kedekatan kita dengan Allah bisa muncul dengan tiba-tiba tanpa adanya usaha terlebih dahulu ?
Seperti sepasang kekasih yang saling mencintai. Pada awalnya mereka tak saling mengenal, apalagi timbul sebuah rasa. Namun karena intensitas pertemuan yang makin tinggi dari waktu ke waktu sehingga menimbulkan rasa kasih dan sayang. Pertemuan-pertemuan tersebut menimbulkan pemahaman dan pengenalan terhadap diri masing- masing. Rasa kasih sayang yang timbul lambat laun menimbulkan rasa cinta, tatkala kekasihnya meminta sesuatu darinya maka tak akan sanggup dia untuk menolak permintaannya. Begitu pun dengan Allah. Allah tak akan melekat dalam hati jika kita tak ingin mengenalNya. Dengan belajar mengenal Allah, melalui ibadah dan menjalankan segala perintahNya serta menjauhi segala larangannya maka Allah akan dekat kepada kita. Apapun yang kita minta selama itu baik untuk kita, Allah tak akan segan untuk memberinya. Jikalau Allah memberikan sesuatu yang tidak kita sukai, yakinlah bahwasanya apa yang kita suka belum tentu yang terbaik untuk kita dan apa yang Allah berikan adalah yang terbaik yang kita butuhkan.
Jadi, bahagia itu adalah dekatnya kita dengan Sang Pencipta bukan yang lain. Di mana ketenteraman itu akan muncul melebihi segala kenikmatan duniawi. Kesulitan pun menjadi indah tatkala Allah menjadi tumpuannya. Sungguh, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.
Allahua’lam.

1/06/2012 | Posted in , , | Read More »

Soal Esemka, PKS Akan Beri Award ke Siswa, Guru, dan Walikota

Okezone.com SOLO - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan memberi penghargaan kepada pelajar, guru, serta pihak lainnya yang terlibat dalam pembuatan mobil Kiat Esemka Rajawali. Penghargaan akan diberikan pada pucak perayaan Milad PKS 20 April mendatang.

“PKS mengapresiasi pembuatan mobil karya siswa SMK dengan memberikan penghargaan kepada para siswa,” kata anggota Majelis Syuro PKS Hidayat Nurwahid di Solo, Kamis (5/1/2012).

Selain siswa, lanjut dia, mobil Esemka ini juga berhasil diproduksi atas bimbingan para guru. Karena itu, para pengajar yang terlibat juga akan mendapat apresiasi dari partai. “Guru dan sekolah akan mendapatkan award,” lanjutnya.

Hidayat mengakui setelah digunakan Wali Kota Solo Joko Widodo sebagai kendaraan dinas, mobil bermesin 1.500 cc dan 2.000 cc tersebut semakin dikenal dan fenomenal.

Bahkan sesudah itu, banyak pejabat yang memesan mobil tersebut di antaranya Bupati Karanganyar, Ketua DPR, dan lainnya. Hidayat menilai popularitas Esemka terangkat berkat Jokowi.

“Tiga pihak ini yakni siswa, guru, dan wali kota pantas mendapatkan apresiasi. Nanti kami akan berikan penghargaan tanggal 20 April,” ucapnya.



1/06/2012 | Posted in , , , | Read More »

Selamat Datang di Situs Jejaring Sosial PKSbook

Selamat Datang di Situs Jejaring Sosial PKSbook

Siapa saja boleh mendaftar (gratis) dan berbagi di sini, karena PKSbook terbuka untuk semua, asalkan mematuhi KETENTUAN PENGGUNAAN yang berlaku disini.
Dengan PKSbook, Anda dapat update status (maksimal 200 karakter), berbagi tautan/link, foto/gambar, video dan file, juga saling mengirim pesan. Tidak jauh berbeda dengan jejaring sosial lainnya.

 

Satu lagi situs pertemanan atau yang lebih sering disebut dengan nama jejaring sosial produksi dalam negeri, inilah dia pksbook.com.
Dari namanya saja kita sudah tahu kalau situs ini bikinan kader PKS salah satu partai politik di Indonesia, dan dijamin sangat bernuansa PKS

Pengelolapun mengakui kalau situs ini adalah sarana untuk silaturahim dan saling berbagi di antara tokoh, kader, simpatisan PKS dan masyarakat. Jadi siapa saja boleh mendaftar di pksbook.com secara gratis dengan alasan karena PKS terbuka untuk semua, asalkan mematuhi peraturan yang berlaku di pksbook.com

Dengan PKSbook, Anda dapat update status (maksimal 200 karakter), berbagi tautan/ link, foto/ gambar, video dan file, juga saling mengirim pesan. Tidak jauh berbeda dengan jejaring sosial lainnya.

Terakhir mengunjunginya, tercatat sudah 640 akun yang terdaftar....... Ada yang berminat??? Langsung aja ke TKP www.pksbook.com
Pendaftarannya cukup mudah, pertama klik "daftar" lalu ketik alamat email kita di kotak yang tersedia. Klik "lanjutkan"
setelah selesai bukalah email kita, klik link aktifasi yang dikirimkan. Kita akan dibawa ke pksbook.com lagi, tinggal isi deh data profil kita....... Selesai

1/04/2012 | Posted in , , , , | Read More »

Agar Bisa Menikmati Indahnya Dakwah

Engkau hanya memerlukan kesadaran, bahwa yang engkau lakukan seluruhnya dalam dakwah ini adalah untuk Allah. Kerjamu untuk Allah. Keringatmu untuk Allah. Waktu yang engkau habiskan untuk Allah. Harta yang engkau alokasikan dalam dakwah adalah untuk Allah. Pikiran yang engkau curahkan untuk Allah. Tenaga yang engkau sumbangkan untuk Allah.
Berjalanmu dalam melakukan semua kegiatan, berangkat dan pulangnya, untuk Allah. Dudukmu dalam mengikuti rapat dan koordinasi, untuk Allah. Suaramu saat engkau menyampaikan pendapat dan pandangan, untuk Allah. Mengawali dan mengakhiri rapat dan semua pertemuanmu, untuk Allah. Program kerja yang engkau tunaikan, untuk Allah. Berlelah-lelahmu untuk Allah. Berpagi-pagimu untuk Allah. Bermalam-malammu untuk Allah.
Engkau hanya memerlukan kesetiaan, bahwa segala yang engkau pikirkan adalah untuk Allah. Segala yang engkau kerjakan adalah untuk Allah. Segala yang engkau rancang adalah untuk Allah. Segala yang engkau inginkan adalah ridha Allah.
Engkau tidak perlu memusingkan dirimu akan mendapatkan apa dalam jalan dakwah ini, karena itu urusan Allah. Engkau tidak perlu merisaukan posisimu seperti apa dalam organisasi dakwah karena telah diatur oleh Allah. Mungkin saja engkau mengetahui ada sebagian orang yang hasad kepadamu, kepada posisimu, kepada kedudukanmu, namun engkau telah menyerahkan semuanya kepada Allah. Engkau tidak perlu menyimpan rasa iri dengki atas posisi, kedudukan, jabatan, dan harta benda yang dimiliki saudaramu di jalan dakwah, karena engkau lebih menginginkan kedudukan mulia di sisi Allah.
Engkau tidak perlu resah memikirkan omongan dan sikap orang kepadamu, selama engkau selalu bersandar kepada Allah. Engkau tidak perlu menyibukkan diri untuk berharap-harap jabatan, posisi, kedudukan, kekuasaan tertentu dalam perjalanan dakwah, karena telah dikelola oleh Allah. Engkau tidak perlu menyibukkan diri untuk mencari-cari gemerlapnya pujian dalam mengemban amanah dakwah, karena segala puji hanyalah milik Allah.
Engkau hanya perlu menyibukkan diri untuk selalu membawa kesadaran Rabbaniyah dalam segala langkah. Engkau hanya perlu menyibukkan diri untuk selalu mengingat Allah dalam segala kegiatan. Engkau hanya perlu menyibukkan diri untuk memberikan kontribusi terbaik di jalan dakwah, dengan segala potensi dan kemampuan yang engkau miliki, karena Allah.
Engkau hanya perlu menyadari bahwa kemuliaan itu hanya milik Allah. Bukan pada jabatan, posisi, kedudukan, harta dan materi duniawi. Engkau hanya perlu memupuk dan menguatkan kecintaan kepada Allah, karena pada sisi Allah terdapat segala kekuatan dan kesempurnaan. Tidak ada orang terhina selama dia mendekat kepada Allah. Tidak ada orang mulia dalam menjauhi Allah.
Maka, resapilah setiap hari setiap saat, betapa nikmat berada di jalan dakwah ini. Karena proposalmu adalah kepada Allah, bukan kepada manusia. Proposalmu adalah kerja di jalanNya, bukan untuk posisi dunia.
Selamat menempuh jalan dakwah yang begitu nikmat, setiap waktu setiap saat.
Kartika Chandra, penutupan konsinyering, 23 Oktober 2011
Sumber : http://cahyadi-takariawan.web.id/

1/04/2012 | Posted in , , , | Read More »

Bila Capreskan Mahfud atau Dahlan, PKS Cerdas

itoday - Menjadi pilihan yang sangat cerdas, bila Partai Keadilan sejahtera (PKS) memilih Mahfud MD atau Dahlan Iskan sebagai Capres 2014.

"Saat ini, nama Dahlan Iskan maupun Mahfud MD sangat baik di mata rakyat dan mempunyai daya jual dalam Pilpres 2014. Jika PKS memilih Mahfud atau Dahlan Iskan sebagai capres adalah pilihan cerdas," kata pengamat politik Sahirul Alem kepada itoday, Rabu (28/12).

Menurut Alem, Mahfud MD sudah mempunyai basis massa di kalangan nahdiyyin, pesantren maupun akademisi. "Selama ini, pesantren di Jawa banyak yang mendukung Mahfud MD menjadi calon presiden 2014. Dukungan yang diberikan pesantren ini dilakukan secara sukarela karena melihat kiprahnya yang sangat baik dalam penegakan hukum," ujarnya.

Kata Alem, PKS juga tidak banyak mengeluarkan uang bila mencalonkan Mahfud, terlebih lagi rakyat sudah mengetahui sepak terjang Ketua MK ini. "Jika Mahfud menjadi calon presiden, politik uang tidak akan laku. Rakyat akan tetap memilih Mahfud," papar Alem.

Alem juga menilai Dahlan Iskan akan menjadi pilihan tepat PKS, karena kinerja mantan Dirut PLN sangat bagus, penampilannya sangat merakyat serta mempunyai media. "Dahlan mempunyai daya jual karena berhasil membenahi PLN, mengurus BUMN, penampilannya merakyat," jelasnya.

Kata Alem, dengan kekuatan media yang dimiliki Dahlan Iskan, sangat mudah dalam memberikan citra positif sosok Dahlan Iskan di depan rakyat . "Tanpa kampanye di media saja, Dahlan mempunyai nilai positif," ungkap Alem.

Alem juga memprediksi, akan terjadi duet maut, jika dua tokoh ini bergabung dalam Pilpres 2014. "Kedua tokoh akan jadi duet maut dalam Pilpres 2014. Terserah siapa yang jadi presiden atau wakilnya. Ini kesepakatan partai yang mengusungnya," pungkasnya.

1/04/2012 | Posted in , , , , | Read More »

Tarbiyah Itu Melejitkan Potensi

Tarbiyah Islamiyah adalah proses penyiapan manusia yang shalih agar tercapai keseimbangan potensi, tujuan, ucapan, dan tindakannya secara keseluruhan. Visi tarbiyah mencetak kader Robbani dengan sepuluh karakteristik yang kita sudah ketahui bersama. Singkat kata tarbiyah ingin membentuk generasi unggul seperti para sahabat terdahulu yang berhasil membangkitkan Islam pada awal berdirinya.

Dirumah Abu Abdillah Al Arqam bin Abi Al Arqam para sahabat biasa mengikuti halaqoh yang langsung ditangani oleh Rasulullah saw. Begitupun pun tarbiyah, halaqoh adalah fondasi dasar pembentukan kader-kader unggul.

Dalam berbagai teori kesuksesan Barat, menjadi sukses memerlukan coach. Dalam Halaqoh pun peran murrobi sangat sentral untuk mengimplementasikan manhaj pembinaan pada kader-kader dalam lingkaran halaqohnya. Pada proses awal halaqoh, disaat seseorang baru berkenalan dengan Islam yang universal akan terjadi kecenderungan perubahan radikal pada dirinya, tak jarang polah tingkahnya pun menjadi radikal. Namun hal itu masih dalam batas yang wajar, dalam proses selanjutnya akan terjadi pendewasaan dan pematangan ideologis dalam diri kader tersebut.

Dalam perjalanannya banyak muncul fenomena figuritas kader terhadap murrobbi atau anggapan bahwa halaqoh adalah segalanya, itu biasa terjadi dan solusi terkait pun sudah banyak. Namun ada beberapa fenomena lain yang berkembang dari perjalanan halaqoh kini, yaitu seputar karakter kader yang terbentuk, diantaranya berpikiran sempit dan tak bervisi serta macam-macam karakter tak unggul lainnya yang menggambarkan tak kunjung matang dan dewasanya sebuah proses ideologisasi. Padahal seharusnya tarbiyah mampu merubah pecundang menjadi pemenang dan dapat memuncukan potensi yang terpendam.

Apa penyebabnya? Tak lain karena peranan tarbiyah dzatiyah yang tak mereka punyai dalam diri. Bagaimanapun tarbiyah dzatiyah atau pengalaman belajar mandiri justru memiliki peranan besar dalam proses pembinaan kader itu sendiri.

Kesadaran akan pengalaman belajar mandiri ini yang harusnya dipantik dalam proses halaqoh dan disinilah sejatinya peran seorang murrobbi sebagai coach. Murrobbi harus berperan sebagai fasilitator dalam melejitkan potensi binaannya, bukan hanya memutabaah ibadah yaumiyah dan komitmen berjamaahnya saja. Hal ini yang menyebabkan terkekangnya potensi kader.  

Sebuah refleksi untuk kita para murrobbi, sudahkah kita membuat visi halaqoh binaan kita? Jika sudah, apakah visi tersebut dijiwai sebagai acuan dalam proses pembinaan atau tidak? Gagal berencana sama saja merencanakan kegagalan. Tak ada visi dalam halaqoh yang pada akhirnya menjadi penyebab tumpulnya potensi kader, karena Tarbiyah itu melejitkan potensi bukan mengekang.

Bogor, 14 Desember 2011

Eko Wardaya (Islamesia.we.id)

1/04/2012 | Posted in , , , | Read More »

Blog Archive

Labels

Recently Commented

Recently Added